Bentuk karya sastra pantun dan syair mempunyai beberapa persamaan dan juga perbedaan. Tentang perbedaan syair dan pantun beserta ciri-ciri keduanya akan diulas dari uraian pendek berikut ini. Dengan mempelajari syair dan pantun secara tak eksklusif kita akan ikut serta melestarikan peninggalan karya sastra yang luhur ini.
Pantun secara pengertian ialah jenis puisi usang dengan susunan empat baris menggunakan sajak bersilih dua-dua yang polanya ab-ab. Tidak dimasukkan sebagai pantun jikalau pola sajak menggunakan a-a-b-b, atau a-b-b-a. Dalam pantun setiap baris tersusun atas 4 kata. Dua baris pertama dalam pantun dinamakan sebagai sampiran, adapun dua baris selanjutnya dinamakan isi. Jenis karya sastra yang satu ini pada awalnya sebagai karya sastra ekspresi meski ketika ini banyak ditemukan karya pantun tertulis. Ada beberapa macam pantun menyerupai : pantun agama, pantun adat, pantun budi, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun kias, [antun nasehat, pantun percintaan, pantun peribahasa, pantun perpisahan dan pantun teka-teki.
Adapun syair secara pengertian ialah bentuk puisi usang atau karya sastra berbentuk terikat yang mengutamakan irama persajakab. Umumnya tersusun dari 4 baris, menggunakan irama dengan pola aa-aa, keempat baris tadi mempunyai kandungan maksud dari pengarang. Beberapa referensi syair antara lain : kerajaan bima, bidasari, ken tabuhan serta yatim nestapa.
Perbedaan syair dan pantun dapat dilihat dari poin-poin berikut. Jika pantun untuk baris pertama dan kedua dinamakan dengan sampiran, baris ketiga dan keempat dinamakan isi, maka untuk syair keempat baris merupakan isi yang mengandung maksud pengarang. Pantun boleh menggunakan bahasa campuran, sementara syair harus sama dalam bahasa. Pantun menganut irama sajak a-b-a-b/ a-a-a-a, sementara syair menggunakan irama persajakan a-a-a-a.
Contoh-contoh pantun :
Jalan ke sawah bertemu pak tani
Pak Janaka itu namanya
Ada burung bulunya warna-warni
Coba tebak apa namanya?
Di istana ada patih
Ramah-ramah itu orangnya
Ada macan berwarna putih
Siapa tahu dari mana asalnya?
Naik sepeda hingga ke tambak
Dipinggir tambak ada batu
Andy tertawa terbahak-bahak
Melihat kambing menggunakan sepatu
Jalan-jalan ke Semarang
Hujan lebat disertai abu
Hari ini sangatlah senang
Keliling kota dengan ayah dan ibu
Contoh-contoh syair :
Wahai muda kenali dirimu
Inilah bunga tiba darimu
Tiadalah berapa usang hidupmu
Ke alam abadi juga abadi hidupmu
Anak muda akil budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat bahtera juga kerjakan
Itulah jalan memperbaiki insan
Wajah yang cantik pucat berseri
Laksana bulan di siang hari
Berjalan tunduk memikirkan diri
Tiada memandang kanan dan kiri
Nyiur-nyiur tegak berdiri
Terpukau memandang sekeliling
Rimbun pohon saling bersaksi
Atas kuasa Illahi
Pantun secara pengertian ialah jenis puisi usang dengan susunan empat baris menggunakan sajak bersilih dua-dua yang polanya ab-ab. Tidak dimasukkan sebagai pantun jikalau pola sajak menggunakan a-a-b-b, atau a-b-b-a. Dalam pantun setiap baris tersusun atas 4 kata. Dua baris pertama dalam pantun dinamakan sebagai sampiran, adapun dua baris selanjutnya dinamakan isi. Jenis karya sastra yang satu ini pada awalnya sebagai karya sastra ekspresi meski ketika ini banyak ditemukan karya pantun tertulis. Ada beberapa macam pantun menyerupai : pantun agama, pantun adat, pantun budi, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun kias, [antun nasehat, pantun percintaan, pantun peribahasa, pantun perpisahan dan pantun teka-teki.
Adapun syair secara pengertian ialah bentuk puisi usang atau karya sastra berbentuk terikat yang mengutamakan irama persajakab. Umumnya tersusun dari 4 baris, menggunakan irama dengan pola aa-aa, keempat baris tadi mempunyai kandungan maksud dari pengarang. Beberapa referensi syair antara lain : kerajaan bima, bidasari, ken tabuhan serta yatim nestapa.
Perbedaan syair dan pantun dapat dilihat dari poin-poin berikut. Jika pantun untuk baris pertama dan kedua dinamakan dengan sampiran, baris ketiga dan keempat dinamakan isi, maka untuk syair keempat baris merupakan isi yang mengandung maksud pengarang. Pantun boleh menggunakan bahasa campuran, sementara syair harus sama dalam bahasa. Pantun menganut irama sajak a-b-a-b/ a-a-a-a, sementara syair menggunakan irama persajakan a-a-a-a.
Contoh-contoh pantun :
Jalan ke sawah bertemu pak tani
Pak Janaka itu namanya
Ada burung bulunya warna-warni
Coba tebak apa namanya?
Di istana ada patih
Ramah-ramah itu orangnya
Ada macan berwarna putih
Siapa tahu dari mana asalnya?
Naik sepeda hingga ke tambak
Dipinggir tambak ada batu
Andy tertawa terbahak-bahak
Melihat kambing menggunakan sepatu
Jalan-jalan ke Semarang
Hujan lebat disertai abu
Hari ini sangatlah senang
Keliling kota dengan ayah dan ibu
Contoh-contoh syair :
Wahai muda kenali dirimu
Inilah bunga tiba darimu
Tiadalah berapa usang hidupmu
Ke alam abadi juga abadi hidupmu
Anak muda akil budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat bahtera juga kerjakan
Itulah jalan memperbaiki insan
Wajah yang cantik pucat berseri
Laksana bulan di siang hari
Berjalan tunduk memikirkan diri
Tiada memandang kanan dan kiri
Nyiur-nyiur tegak berdiri
Terpukau memandang sekeliling
Rimbun pohon saling bersaksi
Atas kuasa Illahi