+ Pengertian Peribahasa, Jenis-Jenis Dan Pola Peribahasa Lengkap

Pengertian Peribahasa | Kalian niscaya sudah pernah mendengar mengenai peribahasa. Adapun salah satu pola peribahasa yang sering kita dengar yaitu "Tong kosong nyaring bunyinya". Tapi sebetulnya apa sih pengertian peribahasa??. Nah berikut ini beberapa klarifikasi mengenai pengertian peribahasa.

Pengertian Peribahasa, Jenis-jenis dan Contoh Peribahasa Lengkap


Pengertian Peribahasa


Peribahasa atau biasa disebut "Pepatah" yaitu suatu kelompok kata atau kalimat yang bermaksud menyatakan sesuatu dimana maksud, kondisi seseorang ataupun hal yang mengungkapkan wacana kelakuan, perbuatan atau hal wacana seseorang.

Peribahasa sanggup juga kita artikan sebagai ungkapan secara tak langsung. Akan tetapi tersirat memberikan suatu hal yang sanggup dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Adapun pengertian peribahasa berdasarkan kamus linguistik yaitu belahan kalimat yang sudah membeku bentuk, makna dan fungsinya pada masyarakat.


Ciri-ciri Peribahasa


Kata-kata yang terdapat pada peribahasa mempunyai struktur yang tetap, berarti bahwa kata-kata dalam peribahasa itu sudah niscaya dan tak sanggup kita ubah.

Peribahasa biasanya kita pakai dengan tujuan untuk sanggup menyindir atau juga memperhalus bahasa. Kata-kata yang digunakan itu biasanya teratur, yummy didengar dan mempunyai makna. Biasanya diciptakan atau dibuat atas dasar pandangan dan perbandingan yang begitu sangat teliti terhadap alam dan kejadian yang terjadi dan akan berlaku di dalam masyarakat.

Peribahasa dibuat dengan mempunyai ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga peribahasa akan menempel pada verbal masyarakat secara turun temurun.

Jenis-jenis Peribahasa


1. Bidal atau Pameo

Bidal merupakan salah satu jenis peribahasa yang mempunyai kandungan ungkapan baik itu sindirin, olok-olokan dan juga peringatan. Adapun pola peribahasa bidal atau pameo yaitu Hidup segan mati tidak mau, malu bertanya sesat di jalan dan lain sebagainya.

2. Pepatah

Pepatah merupakan salah satu jenis peribahasa yang mempunyai kandungan fatwa atau nasehat dari para orang bau tanah dan biasanya peribahasa tersebut digunakan untuk sanggup mematahkan lawan bicara. Adapun contohnya: Bagai bumi dan langit, bagai kejatuhan bulan, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, agar lambat asal selamat dan lain sebagainya.

3. Perumpamaan

Perumpamaan merupakan jenis peribahasa yang berisikan kata-kata yang mengungkapkan kondisi atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan biasanya akan diawali dengan kata bagai, bak, mirip dan lain sebagainya. Adapun contohnya, bagai pinang dibelah dua, bagai harimau menyembunyikan kuku dan lain sebagainya.

4. Ungkapan

Ungkapan merupakan suatu kalimat kiasan mengenai kondisi atau kelakuan seseorang yang dinyatakan dengan pepatah atau beberapa patah kata. Adapun pola ungkapan yaitu kabar angin, angkuh dan lain sebagainya.

5. Tamsil atau ibarat.

Tamsil merupakan kalimat kiasan yang seringkali menggunakan kata menyerupai yang mempunyai tujuan untuk sanggup membandingkan suatu hal atau perkara. Adapun pola tamsil atau menyerupai yaitu tua-tua keladi makin bau tanah makin jadi dan lain sebagainya.

6. Semboyan

Semboyan merupakan kumpulan kata, kalimat atau frasa yang digunakan sebagai prinsip atau pedoman. Adapun pola semboyan yaitu irit pangkal kaya, rajin pangkal pandai, higienis pangkal sehat dan lain sebagainya.

Contoh peribahasa


Tong kosong nyaring bunyinya
(Orang yang ndeso biasanya banyaknya cakapnya atau pembicaraannya)
Ada udang di balik batu
(Ada suatu maksud yang tersembunyi)
Ada gula ada semut
(Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang)
Anjing menggonggong, khafilah berlalu
(Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa)
Air beriak tanda tak dalam
(Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya)
Bagai Makan Buah Simalakama
(Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih)
Bagai air di daun talas
(Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya)
Bagai anak ayam kehilangan induk
(Bercerai berai alasannya yaitu kehilangan tumpuan)
Bagai duri dalam daging
(Selalu terasa tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran)
Bagai kacang lupa akan kulitnya
(Tidak tahu diri, lupa akan asalnya)
Belum bertaji hendak berkokok
(Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri)
Belum beranak sudah ditimang
(Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu)
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
(Bersama-sama dalam suka dan duka, baik dan jelek sama ditanggung)
Bergantung pada akar lapuk
(Mengaharap derma dari orang yang mustahil memberi bantuan)
Bermain air basah, bermain api hangus
(Setiap pekerjaan atau perjuangan ada susahnya)
Besar pasak daripada tiang
(Besar pengeluaran daripada pendapatan)
Alu patah lesung hilang
(Orang yang tertimpa banyak sekali masalah)
Tak ada rotan akar pun jadi
(Apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik pun juga sanggup dimanfaatkan)
Bagaikan api dalam sekam
(Perbuatan jahat yang tak tampak)
Air yang hening jangan disangka tak berbuaya
(Orang pendiam jangan disangka penakut atau gampang dipermainkan)
Tak ada gading yang tak retak
(Tak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya)

1. Belum bertaji hendak berkokok. Artinya : Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.



2. Belum beranak sudah ditimang. Artinya : Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.

3. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Artinya : Bersama-sama dalam suka dan duka, baik jelek sama-sama ditanggung.

4. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Artinya : Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa.

5. Bergantung pada akar lapuk. Artinya : Mengharapkan derma dari orang yang mustahil memperlihatkan bantuan.

6. Berguru ke padang datar, sanggup rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya : Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.



7. Bermain air basah,bermain api hangus. Artinya : Setiap pekerjaan atau perjuangan ada susahnya.

8. Bertepuk sebelah tangan . Artinya : Kebaikan yang hanya dari satu pihak.

9. Besar pasak daripada tiang. Artinya : Besar pengeluaran daripada pendapatan.

10. Biduk kemudian kiambang bertaut. Artinya : Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun ).

11. Bumi tidak selebar daun kelor. Artinya : Dunia tidak sempit.

12. Cepat kaki ringan tangan. Artinya : Suka menolong sesama umat.

13. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. Artinya : Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.

14. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Artinya : Lebih baik mati daripada menanggung malu.

15. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan watu di negeri sendiri. Artinya : Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.

16. Datang tampak muka, pulang tampak punggung. Artinya : Datang dan pergi hendaklah memberi tahu.

17. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya : Kita harus mengikuti keadaan dengan susila dan keadaan kawasan tinggal yang kita tempati.

18. Duduk sama rendah, tegak ( bangkit ) sama tinggi. Artinya : sama kedudukannya ( tingkatannya atau martabatnya ).

19. Esa hilang, dua terbilang. Artinya : Berusaha terus dengan keras hati sampai maksud tercapai.

20. Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak / Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat. Artinya : Kesalahan / malu sendiri yang besar tidak tampak, kesalahan / malu orang lain meskipun sedikit tampak jelas.

21. Gajah mati alasannya yaitu gadingnya. Artinya : Orang yang menerima kecelakaan atau binasa alasannya yaitu keunggulannya / tabiatnya.

Ada udang dibalik batu: Ada suatu maksud tersembunyi
Ada gula ada semut: dimana ada kesenangan disitu banyak orang datang
Bagai air di daun talas: Orang yang tidak punya pendirian, selau berubah-ubah
Air beriak tanda tak dalam: Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya
Bagai ayam kehilangan induk: Bercerai berai alasannya yaitu kehilangan tumpuan
Bagai makan buah simalakama: Seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit dipilih
Tong kosong nyaring bunyinya: Orang ndeso biasanya banyak bicaranya
Anjing menggonggong, khalifah berlalu: Walaupun banyak halangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan berputus asa
Seperti katak dalam tempurung: Orang yang tidak banyak pengetahuan
Besar pasak daripada tiang: Banyak pengeluaran daripada pemasukan/pendapatan
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing: Bersama-sama dalam suka dan duka, baik dan jelek sama-sama ditanggung
Bermain air basah, bermain api hangus: Setiap usaha/pekerjaan niscaya ada resiko/susahnya
Belum beranak sudah ditimang: Belum berhaisl tetapi sudah bersenang bahagia lebih dulu
Belum bertaji hendak berkokok:Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah menyombongkan diri
Bagai kacang lupa akan kulitnya: Orang  yang tidak tahu diri, lupa asalnya
Bagai duri dalam daging:Selalu tidak menyenangkan hati dan menggangu pikiran
Tak ada gading yang tak retak: tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya
Bagaikan api dalam sekam: perbuatan jahat yang tak tampak
Sedikit-demi sedikit lama-lama menjadi bukit: Sedikit demi sedikit lama-lama akan banyak
Bagai pinang dibelah dua: Seseorang yang kembar/sama sifat dan karakternya
Tak ada rotan akar pun jadi: Apabila yang baik tidak ada, maka yang kurang baik juga sanggup dimanfaatkan

Demikianlah gosip wacana pengertian peribahasa. Semoga gosip ini sanggup memperlihatkan manfaat kepada kita semua. Apalagi untuk anda yang membutuhkan terutama kaum pelajar dalam menuntaskan kiprah sekolah dan kuliah. Terimakasih telah mengunjungi . Jangan lupa untuk memperlihatkan komentar dan likenya.
LihatTutupKomentar