Pembahasan kali ini akan menjelaskan wacana Keadaan Politik, Sejarah, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Sebelum Terjadinya Peristiwa G 30 S/PKI, Sejarah G 30 S/PKI, Keadaan Politik Indonesia Sebelum Peristiwa G 30 S/PKI, Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya Sebelum Peristiwa G 30 S/PKI, Pemberontakan G 30 S/PKI dan Cara Penumpasannya, Para pimpinan yang diculik dan dibunuh oleh kelompok G 30 S/PKI, Penumpasannya G30 S/PKI.
Begitu pula pada masa Demokrasi Terpimpin kondisi ekonomi sangat memprihatinkan sampai muncul krisis ekonomi nasional
Prinsip NASAKOM yang waktu itu diterapkan memberi peluang kepada PKI untuk memperluas pengaruhnya.
Kondisi politik dan ekonomi yang semakin tegang berdampak pada social budaya masyarakat. PKI sering mengancam dan melaksanakan tindak kekerasan.
Pengaruh PKI yang sangat besar dalam bidang politik berdampak luas terhadap kebijakan pemerintah di semua bidang. Dalam bidang social budaya semua organisasi yang anti PKI dituduh sebagai anti pemerintah.
PKI menghipnotis Presiden Soekarno dan menjadikan Presiden menjadi condong ke blok komunis . Kondisi politik memanas alasannya adanya persaingan politik antara PKI dan Tentara Nasional Indonesia AD .
PKI memasukkan unsur unsure komunis dalam bidang politik . Doktrin nasakom yang dikembangkan oleh Presiden soekarno member keleluasaan PKI untuk memperluas efek .
Dengan adanya nasakomunikasi , PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa demokrasi terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat.
Ekonomi yang memprihatinkan menciptakan PKI gampang menghipnotis dengan memasukkan unsur unsur komunis .
Budaya masyarakat menjadi condong ke blok komunis alasannya adanya unsur unsur yang dimasukkan oleh PKI .
PKI berhasil membentuk organisasi organisasi menyerupai Gerwani, Pemuda Rakyat, dan Lekra untuk menyusupkan banyak sekali acara sosial dan budaya yang berbau komunis
Penculikan ini dilakukan oleh sekelompok militer yang menamakan dirinya Gerakan 30 September. Aksi ini dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung, komandan Batalyon I Cakrabirawa.
Peristiwa pembunuhan oleh G 30 S/PKI yang terjadi di Yogyakarta menjadikan gugurnya dua orang perwira Tentara Nasional Indonesia AD yakni Kolonel Katamso Dharmokusumo dan Letnan Kolonel Sugiyono.
Pada hari Jumat pagi tanggal 1 Oktober 1965 “Gerakan 30 September” telah menguasai dua buah sarana komunikasi vita, yakni studio RRI Pusat di Jalan Merdeka Barat, Jakarta dan kantor PN Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan.
Tindakan dilakukan oleh Kostrad yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soeharto dan RPKAD pimpinan kolonel Sarwo Edi Wibowo Langkah-langkahnya ialah 1 Oktober merebut kembali RRI dan Kantor Telekomunikasi 2 Oktober 1965 merebut kawasan penting termasuk kawasan sekitar Halim Perdanakusumah 3 Oktober 1965 dalam operasi pencucian ditemukan sumur renta tempat dikuburkannya para jendral yang telah mati.
Dalam operasi pencucian di Kampung Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk seorang anggota Polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman telah ditemukan sebuah sumur renta tempat mayit para perwira Angkatan Darat dikuburkan.
Mereka yang menjadi korban kebiadaban PKI tersebut menerima penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Ketika Gerakan 30 September ini tidak didukung lagi oleh masyarakat, hasilnya pendukung Gerakan 30 September melarikan diri.
Dengan demikian masyarakat mengetahui bahwa Gerakan 30 September lah yang bekerjsama melaksanakan penghianatan terhadap Negara ini.
Jadi kesimpulannya ialah PKI melaksanakan beberapa efek sebelum meletusnya pemberontakan G 30 S/PKI.
Antara lain dengan membentuk beberapa ormas yng tugasnya untuk menyusupkan banyak sekali acara politik, sosial, ekonomi, budaya yang berbau komunis atau ada unsur unsur komunis.
Baca Juga :
Strategi Nasional dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, dan Konflik-Konflik Internal Lainnya
Pemberontakan G 30 S/PKI dan Cara Penumpasannya
Sejarah G 30 S/PKI
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ideology Pancasila mengadapi banyak sekali tantangan besar semenjak tahun 1959, Ketika Demokrasi Terpimpin dilaksanakan.Begitu pula pada masa Demokrasi Terpimpin kondisi ekonomi sangat memprihatinkan sampai muncul krisis ekonomi nasional
Prinsip NASAKOM yang waktu itu diterapkan memberi peluang kepada PKI untuk memperluas pengaruhnya.
Kondisi politik dan ekonomi yang semakin tegang berdampak pada social budaya masyarakat. PKI sering mengancam dan melaksanakan tindak kekerasan.
Pengaruh PKI yang sangat besar dalam bidang politik berdampak luas terhadap kebijakan pemerintah di semua bidang. Dalam bidang social budaya semua organisasi yang anti PKI dituduh sebagai anti pemerintah.
Keadaan Politik Indonesia Sebelum Peristiwa G 30 S/PKI
PKI melaksanakan banyak sekali strategi/kelicikan untuk menghipnotis banyak sekali lapisan masyarakat bahkan melaksanakan penyusupan ke organisasi organisasi masyarakat.PKI menghipnotis Presiden Soekarno dan menjadikan Presiden menjadi condong ke blok komunis . Kondisi politik memanas alasannya adanya persaingan politik antara PKI dan Tentara Nasional Indonesia AD .
PKI memasukkan unsur unsure komunis dalam bidang politik . Doktrin nasakom yang dikembangkan oleh Presiden soekarno member keleluasaan PKI untuk memperluas efek .
Dengan adanya nasakomunikasi , PKI menjadi salah satu kekuatan yang penting pada masa demokrasi terpimpin bersama Presiden Soekarno dan Angkatan Darat.
Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya Sebelum Peristiwa G 30 S/PKI
Keadaan sosial dimasyarakat banyak dipengaruhi oleh unsur unsur komunis . Kondisi ekonomi sangat parah .Ekonomi yang memprihatinkan menciptakan PKI gampang menghipnotis dengan memasukkan unsur unsur komunis .
Budaya masyarakat menjadi condong ke blok komunis alasannya adanya unsur unsur yang dimasukkan oleh PKI .
PKI berhasil membentuk organisasi organisasi menyerupai Gerwani, Pemuda Rakyat, dan Lekra untuk menyusupkan banyak sekali acara sosial dan budaya yang berbau komunis
Pemberontakan G 30 S/PKI dan Cara Penumpasannya
Puncak ketegangan politik terjadi secara nasional pada dini hari tanggal 30 September 1965, yakni terjadinya penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat.Penculikan ini dilakukan oleh sekelompok militer yang menamakan dirinya Gerakan 30 September. Aksi ini dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung, komandan Batalyon I Cakrabirawa.
Para pimpinan yang diculik dan dibunuh oleh kelompok G 30 S/PKI ialah :
- Letnan Jenderal Ahmad Yani
- Mayor Jenderal R Suprapto
- MayJen Haryono MT
- MayJen S. Parman
- BrigJen DI. Panjaitan
- BrigJen Sutoyo Siswomiharjo
- Letnan Satu Pierre Andreas Tendean
Peristiwa pembunuhan oleh G 30 S/PKI yang terjadi di Yogyakarta menjadikan gugurnya dua orang perwira Tentara Nasional Indonesia AD yakni Kolonel Katamso Dharmokusumo dan Letnan Kolonel Sugiyono.
Pada hari Jumat pagi tanggal 1 Oktober 1965 “Gerakan 30 September” telah menguasai dua buah sarana komunikasi vita, yakni studio RRI Pusat di Jalan Merdeka Barat, Jakarta dan kantor PN Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan.
Penumpasannya G30 S/PKI
Kolonel Sarwo Edi Wibowo, Panglima Kostrad yang memimpin operasi penumpasan terhadap gerakan 30 September.Tindakan dilakukan oleh Kostrad yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soeharto dan RPKAD pimpinan kolonel Sarwo Edi Wibowo Langkah-langkahnya ialah 1 Oktober merebut kembali RRI dan Kantor Telekomunikasi 2 Oktober 1965 merebut kawasan penting termasuk kawasan sekitar Halim Perdanakusumah 3 Oktober 1965 dalam operasi pencucian ditemukan sumur renta tempat dikuburkannya para jendral yang telah mati.
Dalam operasi pencucian di Kampung Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk seorang anggota Polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman telah ditemukan sebuah sumur renta tempat mayit para perwira Angkatan Darat dikuburkan.
Mereka yang menjadi korban kebiadaban PKI tersebut menerima penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Ketika Gerakan 30 September ini tidak didukung lagi oleh masyarakat, hasilnya pendukung Gerakan 30 September melarikan diri.
Dengan demikian masyarakat mengetahui bahwa Gerakan 30 September lah yang bekerjsama melaksanakan penghianatan terhadap Negara ini.
Jadi kesimpulannya ialah PKI melaksanakan beberapa efek sebelum meletusnya pemberontakan G 30 S/PKI.
Antara lain dengan membentuk beberapa ormas yng tugasnya untuk menyusupkan banyak sekali acara politik, sosial, ekonomi, budaya yang berbau komunis atau ada unsur unsur komunis.
Baca Juga :
Strategi Nasional dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, dan Konflik-Konflik Internal Lainnya
Pemberontakan G 30 S/PKI dan Cara Penumpasannya