Jantung yaitu organ berotot pada insan yang memompa darah dan mengalirkannya melalui pembuluh darah pada sistem peredaran darah pada manusia. Darah mengangkut oksigen dan nutrien yang bermanfaat bagi tubuh, serta mengangkut zat sisa metabolisme. Jantung terletak di antara paru-paru, di tengah dada.paru-paru dimana darah mendapatkan oksigen dan melepas karbon dioksida. Darah beroksigen kemudian kembali ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri dan dipompa ke sistem sirkulasi melalui aorta. Darah beroksigen akan menuju ke setiap sel untuk dipakai dalam proses metabolisme dan menghasilkan karbon dioksida dan kembali lagi ke jantung. Detak jantung dalam keadaan istirahat mendekati 72 detak per menit. Olahraga sanggup meningkatkan detak namun menurunkan detak jantung dalam jangka panjang, dan itu baik bagi kesehatan jantung.
Bagian dari: Sistem Peredaran Darah pada Manusia (Artikel Lengkap)
Penyakit kardiovaskular yaitu penyebab umum ajal di dunia pada tahun 2008, yakni 30% dari total kematian. Lebih dari 3/4 diantaranya merupakan akhir dari jantung koroner dan stroke. Faktor penyebabnya termasuk merokok, kelebihan berat badan, sedikit olahraga, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes tidak terkontrol. Penyakit kardiovaskular biasanya tidak mempunyai tanda-tanda atau mungkin berupa sakit di dada dan napas pendek. Diagnosa penyakit jantung biasa dilakukan dengan riwayat medis, mendengar bunyi jantung dengan stetoskop, dan ultrasonik. Spesialis yang berfokus pada penyakit jantung disebut kardiologis, meskipun banyak seorang hebat kedokteran yang terlibat dikala penyembuhan.
1. Struktur Jantung
Selengkapnya: Anatomi Jantung (Artikel Lengkap) dan 12 Bagian-Bagian Jantung Manusia Beserta Fungsinya
1.1. Lokasi dan Bentuk Jantung
sel di serambi dan bilik. Sel kontraktil tersebut terhubung dengan cakram interkalar yang memperlihatkan respon cepat terhadap impuls potensial agresi dari sel pacemaker. Sel pacemaker mengisi 1% dari sel dan membentuk sistem konduksi pada jantung. Ukurannya lebih kecil daripada sel kontraktil dan mempunyai sedikit miofilbril sehingga sel ini kontraktibilitasnya terbatas. Fungsinya menyerupai dengan neuron (sel saraf).
Perikardium mengelilingi jantung. Ia terdiri dari dua membran yaitu membran serosa dalam yang disebut epikardium, dan membran fibrosa luar. Pembuluh darah dan sel saraf mencapai otot jantung melalui epikardium. Hal tersebut membantu mempengaruhi denyut jantung. Perikardium juga terdiri dari rongga perikardium yang berisi cairan perikardium yang melumasi permukaan jantung.
1.6. Sirkulasi Koroner
Jaringan pada jantung, menyerupai semua sel pada tubuh, perlu pasokan oksigen, nutrien, dan jalur pembuangan sisa metabolisme. Semua itu sanggup diperoleh dengan sirkulasi koroner, yang terdiri dari arteri, vena, dan pembuluh limfatik. Darah mengalir melalui pembuluh koroner dan dipengaruhi oleh relaksasi dan kontraksi otot jantung. Jaringan pada jantung mendapatkan darah dari dua arteri yang berada di atas katup aorta.
1.7. Pasokan Saraf pada Jantung
Jantung mendapatkan impuls saraf dari saraf vagus dan saraf simpatetik. Saraf tersebut bertindak untuk memengaruhi detak jantung, bukan mengaturnya.
2. Perkembangan Jantung
Dua tabung endokardial membentuk tabung jantung primitif. Antara tiga dan empat minggu, tabung jantung memanjang, dan mulai terlipat untuk membentuk abjad S dalam perikardium. Struktur itu dipakai sebagai daerah ruang dan pembuluh darah besar pada tempatnya selama perkembangan jantung. Perkembangan selanjutnya termasuk pembentukan sekat dan katup dan membentuk ulang ruang jantung. Pada simpulan usia lima ahad janin sekat selesai dibuat dan katup jantung selesai di usia sembilan minggu.
Sebelum ahad kelima, terdapat bukaan pada jantung janin yang disebut foramen ovale. Foramen ovale memperlihatkan darah masuk ke dalam jantung janin untuk melewatinya melalui serambi kanan ke serambi kiri, dan membuat sebagian darah mengelilingi paru-paru. Dalam beberapa detik sehabis kelahiran, epilog jaringan yang dikenal sebagai septum primum yang sebelumnya berfungsi sebagai katup epilog foramen ovale dan membentuk teladan sirkulasi jantung pada umumnya. Penekanan pada permukaan serambi kanan tertinggal ketika foramen ovale menjadi dinding jantung, yang disebut fossa ovalis.
Jantung embrio mulai berdetak sekitar 22 hari sehabis pembentukan dengan detak jantung mencapai 75-80 detak per menit. Pada usia 7 ahad kecepatannya meningkat menjadi 165-185 detak per menit. Pada usia 9 ahad kecepatan detak jantung mulai menurun hingga menjadi sekitar 145 detak per menit dikala kelahiran. Tidak ada perbedaan antara detak jantung perempuan dan laki-laki sebelum lahir.
3. Fisiologi Jantung
Selengkapnya: 7 Fungsi Jantung Manusia
3.1. Aliran Darah
Fungsi jantung pada sistem sirkulasi pada insan yaitu untuk memompa darah secara berkelanjutan untuk tubuh. Sirkulasi tersebut terdiri dari sirkulasi sistemuk ke dan dari tubuh dan sirkulasi pulmonari ke dan dari paru-paru. Darah pada sirkulasi paru-paru menukar karbon dioksida untuk mendapatkan oksigen dari paru-paru melalui proses respirasi (pernapasan). Sirkulasi sistemik kemudian mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan mengembalikan karbon dioksida dan darah terdeoksigenasi ke jantung untuk dibawa kembali ke paru-paru.
Jantung kanan mengumpulkan darah terdeoksigenasi dari dua vena besar, yaitu vena cava superior dan inferior. Darah terkumpul di serambi kanan dan kiri secara berkelanjutan. Vena cava superior mengalirkan darah dari atas diafragma ke belahan atas serambi kanan. Vena cava inferior mengalirkan darah dari bawah diafragma ke serambi di bawah vena cava superior. Di atas bukaan vena cava inferior terdapat bukaan sinus koroner. Sinus koroner mengembalikan darah terdeoksigenasi dari miokardium ke serambi kanan. Darah terkumpul di serambi kanan. Ketika serambi kanan berkontraksi, darah dipompa melalui katup trikuspid menuju bilik kanan. Ketika bilik kanan berkontraksi, katup trikuspid menutup dan darah dipompa menuju paru-paru melalui katup paru-paru. Di dalam paru-paru, pembuluh darah terbagi menjadi arteri yang lebih kecil hingga mencapai kapiler. Setelah darah melewati alveoli, karbon dioksida dilepas untuk mendapatkan oksigen dengan cara difusi.
Pada jantung kiri, darah teroksigenasi kembali ke serambi kiri melalui vena pulmonari. Kemudian dipompa menuju bilik kiri melalui katup mitral dan menuju aorta melalui katup aorta untuk sirkulasi di seluruh tubuh. Aorta yaitu arteri besar yang bercabang menjadi arteri yang lebih kecil, arteriol, dan kemudian kapiler. Pada kapiler, oksigen dan nutrien dari darah dipasok ke sel tubuh untuk metabolisme, dan menggantinya dengan karbon dioksida dan limbah buangan. Kapiler darah yang sekarang terdeoksigenasi, melaju melalui venula dan vena yang terkumpul di vena cava superior dan inferior, dan menuju jantung kanan.
3.1.1. Siklus Jantung
Siklus kardiak merujuk pada detak jantung lengkap yang termasuk sistol dan diastol serta jeda intervensi. Siklus dimulai dengan kontraksi serambi dan berakhir pada relaksasi bilik. Sistol merujuk pada kontraksi serambi atau bilik pada jantung. Diastol yaitu ketika serambi atau bilik berelaksasi dan terisi dengan darah. Serambi dan bilik bekerja berlawanan, jadi pada sistol ketika bilik berkontraksi, serambi berelaksasi dan mengumpulkan darah, serambi berkontraksi untuk memompa darah ke bilik. Koordinasi ini memastikan darah dipompa secara efisien ke seluruh tubuh.
Pada awal siklus jantung, pada diastol awal, baik kedua serambi maupun bilik berelaksasi. Darah berpindah dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah, ketika ruang jantung berelaksasi, darah mengalir ke serambi (melalui sinus koroner dan vena pulmonari). Ketika serambi mulai mengisi, tekanan akan meningkat jadi darah akan pindah dari serambi menuju bilik. Pada simpulan kontraksi serambi diastol, darah akan terpompa lebih banyak menuju bilik. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan pada bilik. Ketika bilik mencapai sistol, darah akan dipompa menuju arteri pulmonari (bilik kanan) atau aorta (bilik kiri).
Ketika katup atrioventrikuler (trikuspid dan mitral) terbuka ketika darah mengalir menuju bilik, aorta dan katup pulmonari tertutup untuk mencegah aliran balik menuju bilik. Ketika tekanan ventrikuler lebih besar dari tekanan serambi maka katup trikuspid dan mitral akan menutup. Ketika bilik berkontraksi, tekanan menggerakkan aorta dan katup pulmonari terbuka. Ketika bilik berelaksasi, aorta dan katup pulmonari akan menutup sebagai jawaban atas penurunan tekanan.
3.1.2. Keluaran Jantung
Keluaran jantung (CO / Cardiac Output) yaitu pengukuran jumlah darah yang dipompa masing-masing bilik dalam satu menit. Ini dihitung dengan mengalikan stroke volume (SV) dengan detak jantung per menit (HR / Heart Rate). Jadi, CO = SV x HR.
Rata-rata keluaran jantung, dengan memakai rata-rata stroke volume sekitar 70mL, yaitu 5,25 L/menit, dengan rentang normal 4 – 8 L/menit. Stroke volume biasanya diukur dengan memakai ekokardiogram dan sanggup dipengaruhi oleh ukuran jantung, kondisi fisik dan mental individu, jenis kelamin, kontraktilitas, durasi kontraksi, dan preload dan afterload.
Preload merujuk pada tekanan pengisian serambi pada simpulan diastol, yakni ketika mencapai tingkat penuhnya. Faktor utamanya yaitu berapa usang bilik butuh waktu untuk mengisi – kalau bilik berkontraksi lebih cepat. Preload juga dipengaruhi oleh volume darah manusia. Tenaga pada masing-masing kontraksi otot jantung proporsional dengan preload, yang dijelaskan sebagai prosedur Frank-Starling.
Afterload, atau seberapa banyak tekanan jantung yang harus dihasilkan untuk mengeluarkan darah pada sistol, yang dipengaruhi oleh resistensi vaskular. Afterload sanggup dipengaruhi dengan mempersempit katup jantung atau kontraksi atau relaksasi pembuluh darah periferal. Kekuatan kontraksi otot jantung mengendalikan stroke volume. Ini juga sanggup dipengaruhi secara positif atau negatif oleh biro yang disebut inotropik. Inotropik yang meningkatkan daya kontraksi disebut inotropik positif. Inotropik positif termasuk adrenalin dan dopamin. Inotropik negatif menurunkan daya kontraksi dan termasuk penghalang jalur kalsium.
3.2. Konduksi Elektrik Jantung
Irama detak jantung normal, yang disebut sinus rhythm, disebabkan oleh nodus sinoatrial, pacemaker jantung. Sinyal elektrik dibuat untuk mengelilingi jantung dan mengakibatkan otot jantung berkontraksi.
Nodus sinoatrial sanggup ditemukan di belahan atas serambi kanan bersahabat persimpangan dengan vena cava superior. Sinyal elektrik dihasilkan oleh nodus sinoatrial berjalan melalui serambi kanan secara melingkar yang polanya tidak terlalu sanggup dimengerti. Sinyal berjalan ke serambi kiri melalui berkas Bachmann, sehingga otot serambi kiri dan kanan berkontraksi bersamaan. Sinyal elektrik kemudian menuju nodus atrioventrikuler yang ditemukan di belahan bawah serambi kanan di sekat atrioventrikuler. Sekat tersebut merupakan belahan dari rangka kardiak, jaringan pada jantung dimana sinyal elektrik tidak sanggup melewatinya. Sinyal tersebut kemudian berjalan menuju bilik jantung melalui berkas his. Pada bilik sinyal dibawa oleh jaringan terspesialisasi yang disebut serabut purkinje yang kemudian mentransmisi muatan listrik ke otot jantung.
3.3. Denyut Jantung
Prepotensial disebabkan lantaran masuknya ion natrium secara lambat hingga ambang batas tercapai dan diikuti oleh depolarisasi secara cepat dan repolarisasi. Ketika prepotensial mencapai ambang batas dan memulai melaksanakan depolarisasi secara spontan, terjadi kontraksi sel.
Denyut jantung normal dikala sedang istirahat disebut irama sinus. Hal itu disebabkan oleh nodus sinoatrial yang merupakan sekelompok sel pacemaker yang ditemukan di dinding serambi kanan. Sel di nodus sinoatrial melaksanakan irama sinus dengan membuat potensial aksi. Potensial agresi jantung dibuat oleh gerakan elektrolis tertentu ke dalam dan keluar dari sel-sel pemacu jantung. Potensial agresi kemudian menyebar ke sel-sel di dekatnya.
Ketika sel-sel sinoatrial sedang beristirahat, sel tersebut mempunyai muatan negatif pada membrannya. Namun masuknya ion natrium secara cepat membuat muatan membran menjadi positif. Ini disebut depolarisasi dan terjadi secara spontan. Setelah sel mempunyai muatan yang cukup tinggi, natrium dan ion kalsium mulai masuk ke dalam sel tak usang sehabis fosfor keluar. Semua ion berjalan melalui kanal ion pada membran sel sinoatrial. Kalium dan kalsium hanya bergerak dari dan ke dalam sel sehabis mempunyai muatan yang cukup tinggi. Tak usang sehabis itu, kanal kalsium dan kanal kalium terbuka, yang memungkinkan kalium meninggalkan sel. Hal ini mengakibatkan sel mempunyai muatan negatif ketika beristirahat dan disebut repolarisasi. Ketika potensial membran mencapai sekitar –60 mV, kanal kalium memulai prosesnya kembali.
Ion-ion bergerak dari daerah yang terkonsentrasi ke daerah yang tidak terkonsentrasi. Oleh lantaran itu, sodium bergerak ke dalam sel dari luar, dan kalium bergerak dari dalam sel ke luar sel. Kalsium juga berperan penting. Ion kalsium bergabung dengan protein troponin C untuk mengaktifkan kontraksi otot jantung, dan berpisah dari protein untuk memungkinkan relaksasi.
Denyut jantung orang remaja dikala sedang beristirahat sekitar 60-100 bpm. Denyut jantung istirahat bayi gres lahir sanggup mencapai 129 denyut per menit (bpm) dan menurun secara bertahap. Denyut jantung seorang atlet sanggup lebih rendah dari 60 bpm. Selama latihan sanggup mencapai 150 bpm dengan batas maksimal mencapai 200-220 bpm.
3.3.1. Hal yang Memengaruhi Denyut Jantung
Irama sinus jantung normal, yang memperlihatkan detak jantung istirahat, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pusat kardiovaskuler di batang otak yang mengendalikan saraf simpatetik dan parasimpatetik mempengaruhi jantung melalui saraf vagus dan batang simpatetik. Pusat kardiovaskuler tersebut mendapatkan masukan dari beberapa reseptor termasuk baroreseptor yang mendeteksi regangan pembuluh darah dan kemoreseptor yang mencicipi jumlah oksigen dan karbon dioksida di dalam darah beserta pH-nya. Itu mempengaruhi pengaturan dan menjaga aliran darah.
Tingkat olahraga, suhu tubuh, tingkat metabolisme, dan bahkan kondisi psikologi individu sanggup memengaruhi detak jantung. Tingkat hormon epinefrin, norepinefrin, dan tiroid sanggup meningkatkan detak jantung. Tingkat elektrolit termasuk kalsium, fosfor, dan sodium juga sanggup mempengaruhi kecepatan detak jantung. Oksigen darah yang rendah, tekanan darah rendah, dan kehilangan cairan tubuh mungkin sanggup meningkatkan detak jantung.
3.4. Suara Jantung
Salah satu cara paling sederhana untuk menilai kondisi jantung yaitu dengan mendengarnya memakai stetoskop. Umumnya, jantung sehat hanya punya dua bunyi jantung yang sanggup didengar, yang disebut S1 dan S2. Suara jantung pertama S1, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler selama kontraksi ventrikuler dan umumnya dijabarkan sebagai “lub”. Suara kedua jantung, S2, yaitu bunyi katup semilunar yang menutup selama diastol ventrikuler dan dijabarkan sebagai “dub”. S2 mungkin sanggup terbagi menjadi dua sebagai hasil dari adanya duduk kasus pada jantung. Suara jantung ketiga, S3 biasanya mengindikasi peningkatan volume darah ventrikular.
4. Signifikansi Klinis Jantung
4.1. Gangguan pada Jantung
membran sel. Contoh lain termasuk atropin untuk irama lambat, dan amiodaron untuk irama yang tidak teratur. Obat tersebut bukan satu-satunya cara untuk mengobati penyakit irama atau detak jantung. Untuk detak jantung lambat, alat pacu jantung atau defibrilator sanggup dimasukkan.
Untuk penyakit jantung iskemik, pengobatan juga meliputi perbaikan gejala. Ini termasuk nitrogliserin, beta blockers, dan obat nyeri berpengaruh menyerupai morfin. Banyak dari obat tersebut yang mempunyai manfaat menyerupai mengurangi rasa sakit pada jantung dan melebarkan pembuluh darah.
Pengobatan penyakit jantung juga meliputi pencegahan primer dan sekunder untuk mencegah terjadinya atau memburuhnya gejala. Ini termasuk rekomendasi untuk mengosumsi alkohol, olahraga rutin, dan mengatur teladan makan untuk mengurangi konsumsi lemak dan gula.
Statin atau obat-obatan lain menyerupai fibrat juga sanggup diberikan untuk menurunkan kadar kolesterol seseorang. Untuk banyak penyakit jantung, menyerupai fibrilasi atrium dan penyakit katup, juga pasca operasi jantung, antikoagulan dalam bentuk aspirin, warfarin, clopidogrel, dan lainnya sering diberikan secara bersamaan lantaran seringkali meningkatkan risiko terkena stroke atau pembuluh jantung menggumpal.
4.3.1. Operasi Jantung
Pembedahan dilakukan untuk menangani penyakit jantung apabila dianggap perlu, Operasi bypass arteri koroner yaitu salah satu operasi tersebut. Dalam operasi ini, satu atau lebih arteri yang mengelilingi jantung yang telah menyempit dilewati. Hal ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari belahan tubuh lain. Karena operasi ini melibatkan jaringan jantung, mesin dipakai untuk melaksanakan bypass jantung selama operasi. Perbaikan atau penggantian katup jantung juga dilakukan untuk menangani penyakit katup jantung.
5. Sejarah Jantung
5.1. Jantung di Masa Kuno
Manusia telah mengetahui keberadaan jantung semenjak zaman kuno, meskipun fungsi dan anatomi tepatnya belum sepenuhnya dimengerti. Dari sudut pandang agama awal, Yunani kuno dianggap telah memberi dasar pemahaman ilmiah terhadap jantung pada masa kuno. Aristoteles menganggap jantung yaitu organ yang bertanggungjawab memproduksi darah. Plato menganggap jantung sebagai sumber sirkulasi darah. Hippocrates mencatat sirkulasi darah dari tubuh menuju jantung menuju paru-paru.
Erasistratos (304 – 250 SM) mencatat bahwa jantung bertindak menyerupai pompa, mengakibatkan pelebaran pembuluh darah, dan mencatat bahwa arteri dan vena mengelilingi tubuh dari jantung. Meskipun ia percaya bahwa pembuluh tersebut berisi udara dan bukan darah. Dia juga menemukan katup jantung.
Fisikawan Yunani Galen (abad ke-2 M) tahu bahwa pembuluh darah membawa darah dan vena membawa darah yang berwarna gelap sedangkan arteri membawa darah yang lebih terang. Galen menyatakan bahwa jantung merupakan organ terpanas di tubuh, lantaran menyuplai panas ke seluruh tubuh.
5.2. Jantung di Masa Pra-Modern
Penjelasan terawal terhadap sistem sirkulasi koroner dan pulmonari sanggup ditemukan dalam Commentary on Anatomy in Avicenna’s Canon, dipublikasikan pada tahun 1242 oleh Ibn al-Nafis. Dalam manuskripnya, al-Nafis menulis bahwa darah mengalir melalui sirkulasi pulmonari sebagai ganti perpindahan dari bilik kanan ke kiri menyerupai yang sebelumnya dipercaya oleh Galen. Hasil karyanya kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Andrea Alpago. Di Eropa, anutan Galen berlanjut dan mendominasi komunitas akademik dan doktrinnya diadopsi sebagai norma resmi Gereja. Andreas Vesalius mempertanyakan beberapa kepercayaan Galen terhadap jantung dalam De humani corporis fabrica (1543), namun ia menjadi subjek banyak sekali serangan. Michael Servetus menulis dalam Christinismi Restitutio (1553) bahwa darah mengalir dari satu sisi jantung ke sisi lainnya melalui paru-paru.
5.3. Jantung di Masa Modern
Terobosan dalam pemahaman aliran darah melalui jantung dan tubuh tiba dari publikasi De Motu Cordis (1628) oleh fisikawan Inggris William Harvey. Buku Harvey menjelaskan secara gamblang sistem sirkulasi dan prosedur jantung, mengawali investigasi terhadap kepercayaan Galen. Otto Frank (1865 – 1944), merupakan seorang psikologi Jerman yang telah banyak mempublikasikan hasil studinya perihal hal-hal penting yang berkaitan dengan jantung. Ernest Starling (1866 – 1927) merupakan fisiologis asal Inggris yang juga mempelajari jantung. Meskipun mereka bekerja secara independen, mereka berupaya mengombinasikan dan memberi hasil yang menyerupai yang telah diberi nama “mekanisme Frank – Starlin”.
Meskipun serat Purkinje dan berkas His telah ditemukan pada masa ke-19, tugas spesifik terhadap sistem konduksi elektrik jantung belum diketahui hingga Sunao Tawara mempublikasikan karangan ilmiah yang berjudul Das Reizletungssystem des Saugetierherzens pada tahun 1906. Penemuan Tawara terhadap nodus artrioventrikuler mendorong Arthur Keit dan Martin Flack untuk mencari struktur yang menyerupai di jantung, yang mengarahkannya ke inovasi nodus sinoatrial beberapa bulan kemudian. Struktur tersebut membentuk basis anatomi elektrokardiogram dimana penemunya, Willem Einthoven, dianugerahkan Hadiah Nobel dalam Kedokteran dan Fisiologi pada tahun 1924.
Transplantasi jantung pertama yang berhasil dilakukan pada tahun 1967 oleh hebat bedah asal Afrika Selatan Christiaan Barnard di Rumah Sakit Groote Schuur di Cape Town. Ini ditandai sebagai watu loncatan penting dalam bedah jantung, dan berhasil menarik perhatian baik profesi medis maupun dunia secara keseluruhan. Namun, tingkat bertahan hidup pasien umumnya sangat rendah. Louis Washkansky, akseptor donor jantung pertama, meninggal 18 hari sehabis operasi ketika pasien lain tidak bertahan selama lebih dari beberapa minggu. Dokter bedah Amerika Serikat Norman Shumway telah berupaya untuk menyebarkan teknik transplantasi bersama dengan Richard Lower, Vladimir Demikhov, dan Adrian Kantrowitz. Sampai bulan Maret 2000, lebih dari 55.000 cangkok jantung dilakukan di seluruh dunia.
Pada pertengahan masa ke-20, penyakit jantung menjadi penyebab ajal utama di Amerika Serikat, dan dikala ini menjadi penyebab ajal utama di seluruh dunia. Sejak 1948, terdapat banyak imbas yang memengaruhi peningkatan penyakit jantung, termasuk teladan makan, olahraga, dan obat menyerupai aspirin. 30 hingga 40% pasien sekarat dalam kurun waktu setahun sehabis didiagnosa.
6. Jantung dalam Sosial dan Budaya
Sebagai salah satu organ vital, jantung dianggap sebagai pusat seluruh tubuh, daerah bersinggasananya nyawa, atau emosi, atau alasan, kehendak, intelektual, tujuan, atau pikiran. Jantung yaitu simbol dalam banyak agama, menunjukan “kebenaran, hati nurani atau keberanian moral dalam banyak agama – daerah ibadah atau daerah berstana Tuhan dalam pandangan Islam dan Kristen-Yahudi; atman dan mata ketiga dalam Hindu; permata kemurnian dan esensial dalam Buddha; dan pusat pemahaman dalam Taoisme.”
Dalam Bibel Ibrani, kata untuk jantung, lev, dipakai untuk merujuk kepada daerah singgasana emosi, pikiran, dan merujuk kepada organ anatomi. Jantung juga terhubung dalam fungsi dan simbolisme perut.
Bagian penting dalam konsep jiwa dalam agama Mesir Kuno yaitu jantung, atau ib. Ib atau jantung metafisika dipercaya dibuat dari setetes darah jantung ibu. Bagi orang Mesir Kuno, jantung merupakan daerah singgasana emosi, pikiran, keputusan, dan niat. Ini dibuktikan dengan lisan orang Mesir yang selalu dihubungkan dengan kata ib, menyerupai Awi-ib untuk “bahagia” (secara harfiah “jantung panjang”), Xak-ib untuk “terasing” (secara harfiah “potongan jantung”). Dalam agama Mesir, jantung yaitu kunci untuk kehidupan sehabis kematian.
Karakter Mandarin untuk “jantung”, 心, berasal dari penggambaran relatif realistis dari jantung (mengindikasikan ruang jantung). Kata Mandarin xÄ«n juga secara metafora berarti “pikiran”, “niat”, atau “inti”. Dalam pengobatan Tiongkok, jantung dilihat sebagai pusat 神 shén yang berarti “jiwa, kesadaran” dan dihubungkan dengan api dalam lima elemen.
Kata bahasa Sansekerta untuk jantung yaitu há¹›d atau há¹›daya yang ditemukan di naskah bahasa Sansekerta tertua yang tetap bertahan yakni Rgweda. Dalam bahasa Sansekerta, istilah tersebut berarti baik dari segi objek anatomi maupun “pikiran” atau “jiwa”, merepresentasikan emosi. Hrd mungkin mendasari kata heart dalam bahasa Yunani, Latin, dan Inggris.
Banyak filsuf dan ilmuwan klasik, termasuk Aristoteles, menganggap jantung sebagai daerah berpikir, beralasan, atau emosi, bahkan seringkali hingga mengesampingkan otak yang berkontribusi terhadap fungsi-fungsi tersebut. Identifikasi jantung sebagai daerah emosi khususnya dikarenakan oleh ilmuwan Romawi Galen, yang juga meletakan nafsu di jantung, dan pemikiran di otak.
Jantung juga berperan penting dalam sistem kepercayaan Aztec. Bentuk yang paling umum dari pengorbanan insan yang dipraktekkan oleh suku Aztec yaitu pengangkatan jantung. Suku Aztec percaya bahwa jantung yaitu fragmen dari panas matahari lantaran matahari “bulat, panas, berdenyut”.
Dalam agama Katolik, telah ada tradisi panjang penghormatan jantung, yang berawal dari pemujaan luka-luka Yesus Kristus yang menjadi populer dari pertengahan masa ke-16. Tradisi ini memengaruhi perkembangan agama Kristen.
Ekspresi patah hati yaitu hasil percampuran budaya untuk kesedihan atas kehilangan orang yang dicinta atau cinta yang tidak terpenuhi. Gagasan “panah Cupid” yang membidik jantung menjadi budaya Renaissance yang berkaitan dengan hari Valentine.